挂羊头,卖狗肉 Gua yang tou, Mai gou rou
好穿男装,男女不辩,这个当时是一种很不正常的现象.齐灵王也认识到这一点.于是他特地下了一道命令:"今后,凡是见女子穿了男人的衣服的,一经发现,就撕破她们的衣服,当众羞辱她们.
齐灵王以为这道命令一定能控止住女穿男装的现象.不料,结果却并非如此.虽有不少女人的衣服被撕破,但仍有许多女人穿着男人的衣服在街上出现.
有一次,齐灵王见到晏子,就问他:"我已经下了严厉的命令,可是为什么还是有女子穿男装呢?"
晏子意味深长地笑道:"大王让宫中的女子都穿男子的服装,却禁止宫外的女子穿男子的服装,这就是好比门外挂着羊头,而门内卖的却是狗肉一样.怎么能让人信服呢? 这样外面的人看到宫中都已经不敢女穿男装了,也自然就不敢违抗您的命令."
于是,齐灵王下令宫中的女子一律不准穿男装.最后,齐国大街上终于不再有女子穿着男装.
这个成语的意思是在店铺的门前悬挂着羊头做标志,而在店内却摆放着狗肉出售.
But this kind of phenomenon was not normal at that era. That's why, The patrician gave an order :"From now on, women are not allowed to wear men custome in the street. If they wear the custome, the custome will be tear up in front of public. They will be humiliated in the public."
Qin Ling Wang thought the problem was solved, but unexpectedly there were still so many women wore men custome in public. Although there were so many women got a public humiliation, but the man custome till became women's fashion theme. What's wrong? Why they could not just be obedient?
One day,Qin Ling Wang met and discussed the problem with Yan Zi. Qin said:"i have given such stict order, but why there are still so many women wear man custome?"
Yan Zi just smiled and answered:" Your majesty let the girls in your palace wear men custome, but forbid the girls outside the palace to wear men custome. This just like a butcher hangs a goat head in front of his shop, but he just sells a dog meat. How can make our people completely accept and follow this kind of order? Why you dont first prohibit the girls in your palace wear men custome, and then the ordinary people that stay outside the palace can find your order is really strict and serious. With this way, no one will defy your order again."
So, Qi Ling Wang ordered the palace girl to stop wearing men custome and then all of the girls in the Qin state one by one follow the order by not wearing men custome anymore.
The massage of the story is so simple. If you want to make yor friends or subordinates follow your instruction, why dont you first do the instruction by youself?
Perempuan memakai baju laki-laki. Pada saat itu bukanlah merupakan suatu hal yang normal. Oleh karenanya, Qin Ling mengeluarkan perintah:" Dari saat ini, semua perempuan yang terlihat memakai baju laki-laki di jalanan akan diberi hukuman dipermalukan di depan publik, bajunya akan dirobek-robek di hadapan massa. "
Qin Ling mengira perintahnya akan menyelesaikan masalah. Akan tetapi, walaupun banyak perempuan yang terkena hukuman, tetapi tetap saja masih banyak wanita yang bersikukuh mengenakan baju laki-laki.
Suatu ketika, QIn Ling berdiskusi mengenai masalah ini dengan Yan Zi. Dia bertanya," Aku sudah mengeluarkan perintah yang sangat ketat, tetapi mengapa sedikit orang yang mematuhinya? Kenapa masih banyak wanita yang mengenakan baju laki-laki?"
Yan Zi dengan tersenyum berkata," Yang mulia memperbolehkan wanita di istana mengenakan baju laki-laki, tetapi malahan melarang wanita di luar istana mengenakan baju laki-laki. Tindakan baginda ini bagaikan seorang tukang daging memajang kepala kambing di etalase tokonya, tetapi di dalamnya malah menjual daging anjing. Bagaimana orang-orang bisa mematuhi perintah baginda? Mengapa baginda tidak terlebih dahulu melarang wanita-wanita di istana memakai baju laki-laki? Dengan demikian, wanita -wanita di luar istana tidak akan berani lagi memakai baju laki-laki, juga dengan sendirinya tiada lagi yang membangkang dari perintah baginda."
Mendengar pendapat Yanzi, Qin Ling segera memerintahkan semua wanita di istana untuk tidak lagi mengenakan baju laki-laki. Barangsiapa yang membangkang akan diberi hukuman berat. Tak lama kemudian satu per satu wanita di negara Qin tidak lagi mengenakan baju laki-laki lagi.
"挂羊头,卖狗肉" atau "Menggantungkan kepala kambing, menjual daging anjing" adalah suatu cerita yang mengingatkan para pemimpin, dari pemimpin negara sampai kepala rumah tangga, bahwa bila ucapanmu atau perintahmu tidak sesuai dengan tindakanmu, jangan harap orang perduli dan hormat padamu. Jika para pemimpin berpendapat "i'm above the law" maka tidak ada yang hormat akan hukum.
NOTES:
Untuk menyambut PILKADA Jakarta Agustus 2007 nanti, Saya secara khusus menyiapkan cerita ini. Besar harapan saya di era kepemimpinan baru ini, Jakarta bisa menjadi kota yang bisa dibanggakan dan dapat bersaing di antara kota-kota besar di dunia.
Selama ini, banyak yang bilang Jakarta bukan kota metropolitan, tetapi hanyalah kampung yang besar. Pelayanan publik yang buruk, kebersihan yang memprihatinkan, polusi, kemacetan sudah menjadi makanan sehari-hari orang Jakarta.
Besar harapan saya pemimpin baru nanti bisa menjadi awal revolusi untuk menjadikan Jakarta kota yang lebih memanusiakan warganya. Akan tetapi Jakarta, terlebih lagi juga Indonesia, tidak butuh lagi pemimpin yang seperti "menggantung kepala kambing, tapi menjual daging anjing". Kita butuh pemimpin yang menghargai hukum, bukan di atas hukum.
No comments:
Post a Comment