Thursday, June 7, 2007

巧诈不如拙诚 Qiao Zha Bu Ru Zhuo Cheng


Skillfull is important but...


Di jaman negara berperang, terdapatlah dua negara yang saling bermusuhan, yaitu Wei dan Zhong Shan. Suatu saat , Pasukan Wei mengepung sebuah kota benteng di Zhong Shan. Pasukan Wei saat itu dipimpin Jenderal Yue Yang. Suatu saat, pasukan Zhong Shan berhasil menyandera anak Sang Jenderal dan bahkan membunuhnya dan membuat sop dari dagingnya. Lalu sup diantarkan ke hadapan Sang Jenderal.

Sang Jenderal sesaat tertunduk sedih. Kemudian mengambil mangkuk sup itu sambil meminumnya. Lalu ia berkata, " Setelah aku menghabiskan sup ini, kita akan membantai Zhong Shan."

Keberanian Yue Yang terdengar sampai ke pusat istana Wei. Raja Wei berkata pada penasihatnya, "Luar biasa!! Yue Yang memakan daging anaknya sendiri demi diriku." Tetapi penasihatnya dengan tersenyum berkata," Jika ia bisa memakan daging anaknya sendiri, daging siapa pun juga dia bisa makan. Bukankah begitu Baginda?" Sang Raja tertegun mendengar pernyataan si penasihat.

Ketika Yue Yang kembali dari perang dengan kemenangan, Raja Wei memberinya hadiah tetapi Yue Yang selalu diawasi dan dicurigai oleh Sang Raja.
Don't eat me please!

Di tempat lain di negara Lu, terdapatlah seorang bangsawan bernama Meng Sun. Ketika dia sedang keluar berburu, ia berhasil memanah seekor anak rusa. Lalu ia berkata kepada salah satu hambanya, " Qin Xiba, Kamu pergi dan ambillah anak rusa yang kupanah tadi lalu bawalah ke istana. Hari ini kita akan pesta daging rusa." "Baik, tuanku." kata Qin Xiba.

Tetapi ketika Qin Xiba membawa sang anak rusa ke istana, ia menyadari ada seekor rusa betina yang terus mengikuti keretanya. Dia langsung menyadari bahwa rusa itu adalah induk dari anak rusa yang sedang dibawanya. Qin Xiba tidak tega melihatnya dan segera melepaskan si anak rusa kembali ke pangkuan induknya.

Setibanya di istana, Bangsawan Meng Sun segera menghampiri Qin Xiba sambil bertanya," Mana anak rusa itu?" Qin Xiba dengan terbata-bata berkata," Ma..maaf, baginda. Tadi ada induk rusa yang mengikuti kereta kami. Saya tidak tega dan akhirnya melepaskan anak rusa tadi. Mohon beribu maaf, Baginda." Mendengar jawaban Xiba, Meng Sun amat marah. Dengan keras ia berkata, " Berani-beraninya kau tidak mematuhi perintahku!! Kamu tidak takut pada amarahku?" Akhirnya, Meng Sun memecat dan mengusir Xiba.


Would he have the heart to lead my son to harm?

Tiga bulan kemudian, Meng Sun kembali memanggil Xiba. Sang Bangsawan lalu menyuruh Xiba menjadi pengajar pribadi anaknya. Penasihat Meng Sun melihat hal ini menjadi bertanya-tanya. Dia bertanya pada Meng Sun, " Mohon maaf atas kelancangan hamba. Tapi sebelumnya anda menghukum Xiba atas ketidakpatuhannya, mengapa sekarang tiba-tiba anda mengundang dia kembali bahkan mengangkatnya menjadi pengajar pribadi Putra Anda?" Sambil tersenyum, dia berkata," Xiba tidak punya hati untuk membawa anak rusa ke dalam bahaya. Bukankah dia juga tidak punya hati untuk membiarkan atau mengajarkan anakku sesuatau yang berbahaya atau membahayakan dirinya?"

NOTES:
Di China ada suatu pepatah:" Skilled cunning is not as good as foolish sincerity"(巧诈不如拙诚)atau "Ketrampilan sehebat apa pun tidak sebaik ketulusan hati yang paling rendah" atau singkat kata "Ketulusan lebih baik dari pada ketrampilan/skill." Yue Yang, Sang Jenderal Wei, memang sukses, tapi dia menuai kecurigaan. Sebaliknya, Qin Xiba, sang pelayan, memang dihukum, tapi dia menuai kepercayaan.

Cerita ini mempunyai suatu pesan yang dalam, yaitu ketulusan jauh lebih penting dari ketrampilan sehebat apa pun. Jika kau mempunyai teman, pilihlah yang memiliki ketulusan hati, bukan keahlian. Jika kamu memilih pemimpin, pilihlah yang punya hati bagi rakyatnya, bukan yang mempunyai harta banyak atau kemampuan berbicara yang luar biasa. Jika kau mencari bawahan, carilah yang mempunyai ketulusan dan kejujuran, jangan cari yang hanya bermodalkan ketrampilan tinggi tapi sifat yang buruk. Saya rasa, Indonesia tidak pernah kekurangan pemimpin yang berskill tinggi dan berwibawa, tapi Indonesia kekurangan pemimpin yang memiliki hati bagi bangsanya sendiri.


No comments: