Saturday, August 30, 2008

贪得无厌
Tan De Wu Yan


I want more



伯是战国时代的一个野心勃勃的人,他不断地想扩展自己的土地.
有一次, 知伯联合韩,赵,魏三国的兵力,把中行氏灭掉,侵占了中行氏的领土,但是并不因此感到满足,过了几年他又派人去向韩国要求割地.

韩国惧于知伯的威势,只好给他一块有一万户人家的地. 知伯高兴之余,又派人去向魏国求地,魏王也给了他一块地, 接着是赵国,但是赵王不答应,于是知伯联合韩,魏两国区征讨. 赵王便迁到晋阳, 准备长期抗战.

知伯围攻晋阳三年,始终攻不下来.这时, 赵王的粮食快吃完了, 便着急起来, 于是, 派张孟谈去游说韩, 魏两国, 希望能联合起来倒戈去攻打知伯. 韩,魏 都答应了.

赵国于是乘夜出兵, 韩,魏两国也相继呼应, 知伯果真被击败了,最后落得身首异处的命运.

那时,天下人几乎都额手称庆, 讥笑知伯”贪得无厌”, 才会得到这种报应.

现在我们使用这个成语来形容贪心求取而不知满足.

哥儿们, 你满足于现在的一切吗?可有一直不能满足的愿望吗? 想一想,那是理智的需求,或是不明智的欲念?





Insatibly Greedy

Zhibo was an over-ambitious person in the Warring states era, he always greed for expanding his land. Once Zhibo unite the troops from Han, Wei, and Zhao to attack and occupy Zhongxingshi, but he still did not feel satisfied , then he sent people there to ask for cede territory to Han. Han feared of Zhibo power and influence, then gave him a territory with 10,000 households Zhibo so happy but not yet satisfied, He sent another people to Wei state to ask for a territory, The King of Wei gave him a piece of land too.

Then State of Zhao, but Zhao Wang rejected his request, then Zhibo united Han and Wei troops to go for punitive expedition. But King Zhao was not a dumb king, he had made a war strategy. King Zhao moved to Jin Yang, in order to prepare a long-term war. Zhibo besiege the castle of Jin Yang for three years, but still couldn’t attack down it.

At this moment , Zhao food supply soon would be used up, The King so worry about it, Then, sent Zhang Meng to persuade and negosiate with the Han and the Wei 's, hoping they could joint together and change sides to attack Zhibo. After a hard negosiation, Han and Wei had agreed to Zhao. Then State of Zhao dispatched troops at night. Han and Wei in succession follow them too.

Without the support of the alliance, Zhibo had been really defeated, and met to the final destiny to get death penalty. At that time, the people all over the world excited in joy, and laughed at Zhibo. They all said that Zhibo was “insatiably avaricious” could not control his desire so he has to be death in such way. Now We use the idiom to describe greediness without know satisfaction.

My friends, are you satisfied with everything you have now? Do you have a desire to satisfy them all the time? Think again, that is a rational demand, or is unwise desire?






Tan De Wu Yan




Di zaman Negara-negara berperang, terdapatlah seseorang bernama Zhibo. Dia adalah seorang penguasa yang sangat ambisius. Dia tak henti-hentinya ingin memperluas daerah kekuasaannya

Suatu hari, Zhibo dengan pasukan Negara Han, Zhao, dan Wei bersama-sama menyerang ZhongxingShidan berhasil menduduki daerah tersebut. Tapi Zhibo masih belum puas. Beberapa tahun kemudian, dia mengirimutusan ke Negara Han untuk meminta daera baru.

Negara Han takut akan kekuatan dan pengaruh Zhibo. Dengan terpaksa Negara Han memberikan sebuah daerah yang memiliki 10.000 keluarga. Zhibo pun luar biasa gembiranya. Tapi dia masih belum puas. Dengan segera dia menyuruh utusan pergi ke Negara Wei untuk meminta daerah pampasan, Raja Wei pun dengan berat hati memberikan dia sebuah daerah. Selanjutnya dikirimlah utusan ke Negara Zhao. Tapi Raja Zhao tidak mau memenuhi tuntutan Zhibo. Karenanya ZHibo menghimpun tentara gabungan dari Han dan Wei untuk menyerang Zhao. Tapi Raja Zhao sama sekali tidak gentar. Dia pindah ke Jin Yang untuk mempersiapkan perang jangka panjang.

Zhibo dan pasukannya pun akhirnya mengejar Raja sampai ke Jin Yang. Tak terasa sudah 3 tahun pasukan gabungan ini mengepung benteng Jinyang, tapi tetap saja Zhibo tak mampu menjatuhkan benteng itu. Pada saat ini, Persediaan bahan makanan Zhao hampir habis, dan Sang raja pun mulai kehabisan akal. Untuk itu, akhirnya Raja mengutus Zhang Mengtan pergi menghadap Raja Han dan Wei untuk membujuk mereka berbalik mendukung Zhao untuk menghadang ambisi Zhibo. Karena dendam di masa lalu, dua Negara ini seraya mengiyakan bujukan Zhao.

Setelah mendapat dukungan tersebut, Zhao berani keluar dari benteng dan menyerang pasukan Zhibo, Sesuai perjanjian, Han dan Wei pun mendukung Zhao. Zhibo tentu saja tidak menduga hal ini, dan berhasil dikalahkan sampai akhirnya ia menerima hukuman penggal dari lawan-lawannya.

Pada saat itu, seluruh Rakyat pun bergembira, sekaligus mencemooh Zhibo. Andai saja dia tidak tamak akan kekuasaan, dia tidak akan jatuh dalam karma ini.

Sekarang kita menggunakan “ Tan de Wuyan” untuk menggambarkan karakter seseorang yang tamak dalam mengejar sesuatu dan tidak mengenal kata “cukup”.

Temanku, apakah saat ini kamu puas akan dirimu? Apakah ada suatu hasrat yang tak kunjung tertuntaskan? Renungkan dan selidikilah, apakah itu adalah cita-cita yang mulia, ataukah hanya sekedar nafsu yang penuh kerakusan?


NOTES:

Jika ada orang bertanya kepadamu: “Menurutmu, apakah yang kau kejar dalam kehidupanmu?” Apakah jawabanmu? Mungkin beberapa orang menjawab uang, kerier, emas, intan, kecantikan, kekuasaan, kepandaian, dsb. Jawaban setiap orang pastinya berbeda.

Memang benar kita harus terus maju berjuang untuk mengejar keinginan kita itu, tapi tidak ada salahnya kita berhenti sejenak untuk menikmati kehidupan dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita punya. Dengan menghargai apa yang kita miliki saat ini, kita akan merasa “kaya” dan bersyukur atas kelimpahan yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

Dalam kisah klasik China di atas, kita mengenal satu tokoh bernama “Zhibo” yang memang berjiwa ambisius, tapi justru karena dia tidak bisa mengontrol “keambisiusan”-nya, dia membawa dirinya ke ujung maut. Seandainya saja, ketika dia meraih kesuksesan dan mau berhenti sejenak untuk mensyukuri dan menikmati apa yang sudah dia punya, mungkin dia tidak akan terjerumus dalam keserakahannya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih saja mengutuki kekurangan-kekurangan kita? Apakah kita terus mengejar harta dengan penuh keserakahan tanpa mengenal kata “cukup” alias “Tan de Wuyan”? Ada baiknya kita berhenti sejenak dan bersyukurlah. Itu pasti membuat diri kita merasa jauh lebih baik dan tenang.




Agung Laksono


Mari kita lihat teladan para pejabat kita, terutama para wakil rakyat. Koran Tempo edisi Selasa 19 Agustus 2008 memberikan headline yang cukup menggemparkan: “Pengkhianatan Wakil Rakyat”. Salah satu artikel
memberikan judul “ Tak cukup gaji selangit” yang membahas secara khusus pendapatan para wakil rakyat di DPR.

Menurut perhitungan Tempo, gaji take home pay anggota DPR saat ini mencapai 42,7 juta Rupiah. Angka ini cukup fantastis di tengah jaman serba sulit di Indonesia saat ini. Tapi masih saja ada anggota-anggota DPR yang tidak puas dengan gajinya saat ini, contohnya Ahmad Safrin Romas, Wakil Ketua BURT DPR, yang menyatakan; “ Kalau anggota DPR susah, bagaimana bisa menolong Rakyat?” Dalam hati saya berkata: “ kalau gaji 40 juta dibilang hidup susah, bagaimana kami rakyat kecil yang gajinya tidak mencapai seperempat atau seperdelapan dari gaji bapak?”

Lain lagi dengan Agung Laksono, Ketua DPR, yang menyatakan:”kalau pendapatannya tidak memadai, orang memang sulit untuk jujur.” Jadi inilah alasan mengapa banyak anggota DPR terciduk KPK karena kasus korupsi, seperti kasus bank sentral, kasus alih fungsi hutan, dsb. Semuanya karena merasa tidak puas dengan pendapatannya saat ini. Tetapi apakah dengan demikian kita bisa memaklumi perbuatan korupsi di DPR? Ada baiknya para wakil rakyat yang terhormat ini berhenti sejenak mengejar materi, dan bersyukur atas rakhmat Allah sehingga bisa mendapat pendapatan yang bagi sebagian besar rakyat Indonesia adalah pendapatan yang fantastis, dan bukan pendapatan yang tidak memadai.

Akhirnya, Agung Laksono juga menambahkan: “DPR adalah wajah masyarakatnya. Kalau masyarakatnya bertemperamen tinggi, anggota parlemen juga. Kalau masyarakatnya berjiwa preman, wakilnya di parlemen juga kurang lebih sama.” Apakah rakyat Indonesia semua berjiwa preman, bertemperamen tinggi, ahli korupsi, tidak jujur, pandai dalam menciptakan skandal-skandal seks dan korupsi, doyan pelesir dengan uang Negara, dsb seperti wakil parlemen saat ini? Saya pribadi sangat amat berharap tingkah laku parlemen kita tidak mewakili wajah bangsa Indonesia saat ini.

Akhir kata, Berjuanglah Indonesia! Bravo KPK!


Wednesday, August 6, 2008

悬梁刺股
Xuan Liang Ci Gu

You may be failed but you cannot give up

这是个两个刻苦学习的故事.

汉朝时的孙敬上学后,打算要去秦国当官. 不料, 秦国的大王下瞧他, 认为他的知识还远远不够好. 接收决绝的孙敬不要放弃. 他下决定要加深学习学问, 勤奋好学.因此,他每天读书读到深夜.疲倦时难免要瞌睡,于是,他用一根绳子,一头悬在放粱上,一头扎在自己的头发,这样每当低下头打瞌睡时, 头皮就会被拉得生疼,顿时睡意全消,又可打起敬神读书乐.他用这个方法坚持苦读书,终于成为当时的大学问家.

无独有偶,战国时的苏秦也是夜以继日地刻苦读书.有时实在太累要打瞌睡时, 便用锥子刺自己的大腿, 一
痛就睡不着了, 继续读书.有时刺得太狠,甚至刺出了血. 他用如此难苦的方法迫使自己读书, 后来以渊博的学识
游说六国,显赫一时.

现在我们用悬梁刺股形容为乐达到成功, 学习非常刻苦.

人生没有痛苦,就会不堪一击.正是因为有痛苦, 所以成功才那么美丽动人; 因为有灾患, 所以欢乐才那么令人喜悦; 因为有饥饿, 所以佳肴才变得那么美味; 因为有夜晚的黑暗, 人才那么享受阳光. 正是因为有痛苦的存在, 才能激发我们人生的力量,能使我们的意志加坚强. 总之, 痛苦是一个炼钢的火炉, 让你更加刚强. 所以, 不要怕吃苦, 就怕放弃.



Painstaking in one's study and work



These were the story about the result of studying hard, the outcome of maintaining the spirit to study until the end.

In Han dynasty, there was a man called Sun Jing. After he finished his study, he wanted to go to apply job as public officer in Qin However, the king of Qin underestimated his, thought Sun Jing lacked of skills. But Sun Jing did not give up by this rejection. He decided to learn more and deeper, to learn more serious and diligent. Thus, everyday this young man learnt from day to midnight. Sometimes when he was reading books, he got sleepy. To wake him up, he was using a tail of rope. One side of the rope was tied in the beam and the other side was tied in his hair. So, every times he low down his head, his hair would be pulled u, its pain is more than enough to wake him up again, and continued his study again. He had used this method until he finished his study. Finally his effort got respect from the King and he became one of the famous scholars in the era
Be stronger and better


Another legend, in the warring state period there was a man named Su Qin who also learning hard until late night. .In order to wake him up, he smashed a sharp metal in his foot, sometimes until bleeding. He used this way to force himself studying. Later, he became one the most famous Kongzi student and went traveling together with Kongzi to spread Wisdom.

Now we are using “Xuan Liang Ci Gŭ” to describe someone who working hard to achieve his goal.

If our life hadn’t have suffer, there wouldn’t be worth to go through. Because of suffer and pain, success becomes so beautiful and touching. Because of disaster, we can cherish happiness. Because of starvation, good food becomes delicious. Because of the dark of night, we can enjoy the warm light of sunshine. Suffer stimulates us to reach our best outcome, makes our spirit stronger. In short, suffer just likes a steelmaking stove, it can make your firm and strong. So don’t be afraid to face pain and suffer, just don’t give up.




Xuan Liang Ci Gu





Ini adalah kisah teladan konsistensi, kemauan keras, dan semangat dalam belajar.

Pada jaman dinasti Han, terdapatlah seseorang bernama Sun Jing. Selepas dia menyelesaikan studinya, ia bermaksud untuk melamar kerja sebagai pejabat pemerintahan di Negara Qin. Akan tetapi, Raja Qin menganggap sebelah mata kemampuannya. Dia menganggap kemampuan Sun Jing belum ada apa-apanya, belum layak menjadi pejabat di negaranya. Walaupun menerima penolakan seperti ini, Sun Jing tidak berputus asa, malahan menganggap kritik raja sebagai suatu masukan baginya. Dia lalu memutuskan untuk menimba ilmu lebih dalam lagi. Demi mencapai cita-citanya, dia setiap hari belajar hingga larut malam. Pada saat belajar, dia tidak bisa menghindarkan diri dari rasa kantuk. Untuk menghilangkan rasa kantuk ini, dia mengikat rambutnya dengan seutas tali. Ujung tali yang satu lagi diikat di langit-langit ruangan. Dengan demikian, setiap kali dia mengantuk dan menundukkan kepalanya, kulit kepalanya akan tertarik dan terasa sakit, untuk sementara rasa kantuk pun menghilang, dan bisa melanjutkan studi kembali. Dia terus menggunakan cara ini untuk belajar dengan rajin hingga akhirnya menjadi seorang ahli yang kenamaan.
Everybody can make mistake

Ada lagi sebuah cerita yang hampir mirip. Di zaman Negara-negara berperang, terdapatlah seorang pemuda bernama Su Qin. Untuk menggapai cita-citanya, dia pun belajar dengan susah payah. Untuk mengusir rasa kantuknya, dia menusukkan sebuah tusuk besi ke kakinya, kadang-kadang hingga berdarah, begitu sakit menghinggap, rasa kantuk pun lenyap.dan belajar pun dilanjutkan kembali. Di kemudian hari, Su Qin menjadi pengikut Kongzi yang terkemuka, bahkan dia pun ikut serta dalam perjalanan Kongzi ke seluruh Negara untuk menyebarkan kebajikan.

Sekarang kita menggunakan “悬梁刺股Xuan Liang Ci Gŭ” untuk menggambarkan seseorang yang bekerja keras dan belajar demi mencapai tujuannya.

Kehidupan tanpa kesulitan tidak berharga untuk dijalani, karena ada susah payah, sukses menjadi begitu indah dan mengharukan. Karena adanya bencana, kita bisa menghargai kegembiraan bersama keluarga dan teman-teman. Karena ada kelaparan, makanan enak bisa menjadi begitu lezat. Karena kegelapan dan kedinginan malam, kita bisa menikmati kehangatan dan terang sinar matahari. Kesulitan menstimulus kita untuk mendapatkan kekuatan dalam kehidupan, dapat membuat semangat juang kita lebih kuat. Singkatnya, kesulitan hanyalah sebuah api pemanas dalam pembuatan baja. Justru karena pemanasan itu, besi dapat lebih menjadi lebih keras dan kuat. Seperti kita setelah melewati kerasnya kesulitan, maka kita juga akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi kehidupan. Jadi, jangan takut akan kesulitan, jangan menyerah.

Learnig from your mistake

NOTES:

Arnold S., mantan bintang laga Hollywood dan politisi, pernah berkata:” Kekuatan datang dari perjuangan. Jika anda terus berjuang melawan keputusasaan dan tidak memutuskan untuk menyerah, itulah kekuatan.” Seperti juga kisah Sun Jing dan Su Qin di atas, kita dapat melihat bahwa mereka menunjukkan kekuatan dalam perjuangan melawan penolakan, kesulitan bahkan penderitaan. Dengan semangat pantang menyerah, dua pembelajar ini berjuang untuk membuktikan diri hingga akhirnya mencapai kesuksesan.

Andrie Wongso pernah menuliskan “成功没有捷径” (Tidak ada jalan pintas dalam meraih kesuksesan) dan itu benar adanya. Kadang kala jalan yang penuh terjallah yang kita harus hadapi dalam meraih kesuksesan, tetapi asalkan kita ma terus belajar dengan semangat “悬梁刺股Xuan Liang Ci Gŭ” dan maju terus, pastilah kesuksesan yang kita dapat.
Janganlah takut akan kesulitan, kegagalan, penderitaan, penolakan, atau pencemoohan, karena mereka hanyalah suatu fase dalam pencapaian kesuksesan, hanyalah suatu proses yang membantu kita menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Akhir kata, Janganlah menyerah Indonesia! Maju terus dan tetaplah menjadi pembelajar!!