Friday, March 23, 2007

破釜沉舟 Po Fu Chen Zhou

No way to return back

朝末年,有一个秦国大将军 叫章邯。他在定陶地方大败项梁, 赵国之大将。项梁因此战死了。章邯乘胜派王离和涉间去进攻锯鹿。他们把锯鹿城给团团的围住。

赵王立刻派
项羽,项梁的侄子,去救援。在部队渡过漳河之后,项羽命令士兵把所有的船只都凿破,沉到河底。再把煮饭锅完全打碎。 把岸上的房屋完全烧光。每个人只发给三天的粮食,然后再上战场。这样作, 是为了向大家表示“宁死不退”的决心。

果然,经过九次的激烈战斗,项羽军队终于歼灭了秦国的军队。 项羽从此成了当时各地诸侯军的领袖。
后来,我们使用“破釜沉舟”比喻:形容下定决心,不达目的绝不停止的精神, 专心至于一件事情。

Crushing all the cooking tools & Sinking the boats

At the end of Qin Dynasty, there was a great general from Qin State named Zhang Han. He succesfully won the battle against Xiang Liang at Ding Tao. Xiang Liang was a general from Zhao state. Xiang Liang was killed during his escape. Zhang Han used this chance to attack nearby city, Lu Ju by sending his two generals, Wang Li and She Jian to besiege the city.

King Zhao didnot want to lose the city. He immediately sent his general, Xiang Yu, to help the city. Xiang Yu was also Xiang Liang's nephew. After Xiang Yu and the helping troops crossed the Zhang River. He ordered the soldiers to burn the boats. Not just that. he also ordered his guys to crush all of their cooking tools, including stewpots. He also told his people to burn out all of their tents. Nothing left behind. Yet he divided some foods for each person in the troops for 3 days war.
He told to his people," Now, we have no where to hide or to run. Let's have a great war.There are only 2 options, die or win! I always choose to be a winner than die, i hope you do so!"

The big war to rescue Lu Ju finally began. After 9 big attacks, Xiang Yu finally proved his words, he became the winner. After that heroic action, King Zhao promoted him to be his new great general and also his personal advisor.

Now, "Crushing the Cooking tools and Sinking the boats" means the Indestructible spirit while doing something as if there were no other ways but "continue and Keep Going". Do you also "Po Fu Chen Zhou" while doing your works?

I always be a winner

Po Fu Chen Zhou


Di akhir jaman Dinasti Qin, tersebutlah seorang jenderal bernama Zhang Han. Dia berhasil mengalahkan Xiang Liang, salah satu jenderal utama Zhao, di Ding Tao dan membunuhnya saat Xiang Liang hendak melarikan diri.

Zhang Han merasa di atas angin. Dia segera memerintahkan dua orang kepercayaannya, Wang Li dan She Jian untuk menyerang kota yang terdekat, Lu Ju. Maka. mereka berdua segera berangkat memimpin pasukan besar untuk mengepung kota Lu ju.

Mendengar berita buruk ini, Raja Zhao memutuskan untuk mengirim Xiang Yu untuk membantu pasukan kota Lu Ju. Xiang Yu ,yang ingin membalas dendam akan kematian Pamannya, Xiang Liang, langsung mempersiapkan diri dan berangkat.

Sesudah selesai menyebrangi Sungai Zhang, Xiang Yu memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan kapal-kapal mereka dan menenggelamkannya ke dasar sungai. Tidak hanya itu, dia juga memerintahkan untuk merusak semua periuk-periuk untuk memasak dan membakarnya hingga jadi abu. Xiang Yu merasa belumlah cukup. Sehingga disuruhlah mereka untuk membakar tenda tempat mereka menginap. Kemudian, tiap orang diberi bekal makanan yang hanya cukup untuk 3 hari saja.

Kemudian, di depan pasukannya, dia berkata dengan lantang,” Sekarang tidak ada lagi jalan mundur, yang ada hanyalah “berperang dan menang” atau “mati sia-sia”. Saya selalu memilih jalan seorang pemenang dan saya harap kalian juga!”

Akhirnya peperangan untuk menyelamatkan Lu Ju pun dimulai. Setelah 9 kali penyerangan terhadap pasukan Wang Li dan She Jian, akhirnya pasukan Qin pun mundur. Dan Xiang Yu berhasil membuktikan kata-katanya.

Kisah heroik Xiang Yu pun terdengar sampai ke pusat kerajaan Zhao. Raja Zhao segera mengundang Xiang Yu dan mengangkatnya menjadi jenderal utama Kerajaan Zhao dan penasihat pribadi beliau.

Sekarang, kita menggunakan “Po Fu Chen Zhou” untuk menggambarkan sifat seseorang yang teguh dalam melakukan sesuatu, tak perduli ada halangan apa pun, jatuh bangun beberapa kali pun, ia tetap maju dan tidak pernah mundur. Tujuannya hanya satu: “SUKSES”.

NOTES:
Terus terang, saya dulu berpendapat menjadi seseorang harus fleksibel, jangan ngotot terhadap sesuatu, harus cari jalan alternatif yang gampang dan efektif. Tak dirasa, alasan-alasan itu menjadikan saya seseorang yang gampang menyerah. Bertemu sedikit kesulitan, lebih baik stop. Bertemu tekanan, lebih baik menurut. Sampai saya bertemu dengan teman satu kuliah saya yang berpendapat "Po Fu Chen Zhou" itu adalah mutlak. Tak perduli mata kuliah sesusah apa pun, dosen sesulit apa pun, gagal berapa kali pun, dia tetap maju dan belajar dengan semangat "Po Fu Chen Zhou" ini. Sekarang dia sudah menjadi seorang ahli Mandarin yang cukup terkemuka di Jakarta ini.

Pelan-pelan, saya mulai belajar kemutlakan "Po Fu CHen ZHou". Dimulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal yang besar. Saya harap teman-teman juga tidak gampang menyerah. Indonesia sekarang memang bukan lagi negara no satu di Asia Tenggara. Tapi bila semangat "Po Fu Chen Zhou" tertanam dalam hati kita, niscaya Indonesia bisa bangkit lagi!!



Sunday, March 18, 2007

纸上谈兵 Zhi Shang Tan Bing

Can read, but can do not


国时,有赵国的大将 赵奢的儿子 叫赵括。年轻的时候,他非常喜欢读兵书,也常常跟父亲谈论用兵之道。
不过,赵奢却不认为赵括是将帅的材, 因为他儿子太自以为是,总将战争看得太容易了。

后来,秦国进攻赵国。其实赵孝王要派老将廉颇,但是认为廉颇已经年老体弱了,改派赵括替代。

赵括母亲听到消息,立刻去看赵孝王。她说:“赵括虽然熟读兵书,可是不能灵活运用,请考虑一下儿。”但是,赵孝王不听,还是让赵括接替廉颇的兵权。

专横的赵括立刻改变了廉颇的战略,结果被秦兵围困,在突围时中箭而死。而赵国四十万大军,也被秦国大军在一夜之间坑杀了。

后来,我们使用“纸上谈兵”比喻: 读死书的人,并无实际才学,却自以为是。


Speaking War On The Paper

During warring state period, there was a great general named Zhao She. He had one son named Zhao Gua. Since young, Zhao Gua had loved to read war strategy book. He also liked to discuss about war strategy with his father.

But unfortunately, Zhao She never considered Zhao Gua had a talent, because Zhao Gua always taught war is too simple for him.

Afterwards, Qin state attacked Zhao State. Actually King Zhao Xiao wanted to send General Lian Po, but he assumed Lian Po too old, so he changed his mind and sent Zhao Gua as replacement.

When Zhao Gua’s Mother heard about this news, she was so shocking and hastily went to see King Zhao Xiao. She said to him: ”Although Zhao has a great knowledge about war, but he got the skill from the book and never use it in the real war. Please reconsider your decision, your honour.” But, Zhao Xiao did not take the old woman’s advice and sent Zhao Gua to command Lian Po ex-soldiers.

His first action was arrogantly changed Lian Po’s strategy. The result was clear. His 400.000 soldiers were killed in one night. Zhao Gua himself was dead by thousand of arrows during his escape.

Afterwards, we are using “Speaking war on the paper” terminology to describe people who can talk about something but yet cannot put into practice. Still, he is boasting about his ability.

Don't be arrogant, if you have nothing


Zhi Shang Tan Bing



Pada jaman Negara-negara berperang, terdapatlah seorang jenderal hebat bernama Zhao She. Dia mempunyai putra bernama Zhao Gua. Semenjak muda, Zhao Gua sudah gemar membaca buku strategi perang. Dia juga suka berdiskusi tentang strategi dengan ayahnya.
Tapi sayangnya, Zhao She tidak pernah melihat Zhao Gua sebagai orang berbakat, karena Zhao Gua sering meremehkan perang sebagai suatu hal yang mudah.
Beberapa saat kemudian. Negara Qin menyerang Negara Zhao. Sebenarnya Raja Zhao Xiao ingin mengirim Jenderal berpengalaman Lian Po, tapi Sang Raja berpikir Lian Po sudah terlalu tua untuk berperang. Ia lalu memutuskan untuk menggantikan Lian Po dengan Zhao Gua.

Ketika Ibu Zhao Gua mendengar kabar ini, dia sangat terkejut dan segera menemui Raja Zhao Xiao. Sang ibu dengan memohon berkata: “Sekalipun Zhao Gua sering membaca buku perang dan punya pengetahuan luas tentang perang, ia tidak pernah mempraktekkannya dalam perang sesungguhnya. Harap pertimbangkan kembali, Yang Mulia,”

Tapi, Raja Zhao Xiao tidak mendengarkan beliau, dan mengirim Zhao Gua untuk mengambil alih pasukan Lian Po.

Zhao Gua segera mengubah strategi Lian Po dengan gegabah dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. “Ini sudah sesuai text book!” begitu pikirnya. Hasilya pun jelas. Pada malam pertamanya, ia langsung kehilangan 400.000 pasukannya, dan ia sendiri terbunuh oleh panah pada saat melarikan diri.

Kemudian, “Zhi Shang Tan Bing” menggambarkan orang-orang yang hanya bisa bicara tapi tidak bisa mempraktekkannya. Walaupun demikian, dia masih “bicara tinggi” tentang skillnya. Di Indonesia, mungkin lebih dikenal dengan OMDO(Omong doang)

Notes:
“Zhi Shang Tan Bing” sedikit banyak adalah kritik pribadi saya sebagai guru mandarin. Dalam mengajar, saya selalu berpatokan bahwa apakah ini pengajaran bahasa ini bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari atau hanya cuma tekstual adja. Jangan sampai ilmu yang saya berikan “mati” karena tidak bisa dipakai.

Sembari menulis ini, saya sedang menonton News.Com(18/03/2007). Republik Mimpi edisi ini membahas langsung tentang Bencana Lumpur LAPINDO Sidoarjo. Sudah beberapa bulan, Lumpur Sidoarjo belum juga diselesaikan. Banyak janji dan kata-kata dari pejabat kita yang terhormat, tapi hanya “mati” sampai di situ. Penyelesaian hanya berupa “Zhi Shang Tan Bing”. Praktiknya belum sesempurna rencananya, padahal rakyat semakin lama semakin menderita. Entahlah.…semoga kelak di Republik Indonesia tercinta ini, Kosa kata “zhi shang tan bing” ini tidak akan digunakan lagi. Amin….